Quantcast
Channel: Duniaku
Viewing all 47 articles
Browse latest View live

Senja Dalam Segelas Kopi

$
0
0
Senja Dalam Segelas Kopi
Kau tahu, senja selalu punya cerita setelah lelah menyusuri hari.
Senandungnya seirama, tanpa keluh meski peluh membanjiri tubuh.
Pernahkah ia marah pada malam yang meraup sepi dan seluruh mimpi?
Tidak..., sama sekali tidak.
Karena bukankah kepergian selalu menyisakan kerinduan?

Begitupun dengan kita, maka akan kutuliskan sajak kenangan pada lembaran kali ini, untukmu.., bersama senja yang sebentar lagi akan temaram.
Sajak yang kudapat dari gua tempatku bertapa di balik bukit itu.
Jangan pernah berpikir bahwa ini semacam puisi cinta, bukan. ini hanya sebatas abjad-abjad sepi yang kebetulan saja menemukan tinta.

Eh, tunggu dulu..., kopi yanag kuseduh belum sempat kucicipi.
Biarkan Kunikmati sesaat pertemuan bibir kami agar goresan ini semakin sempurna.
Kau tahu, gelas itu tak pernah ku cuci, karena kecup terakhirmu masih bersisa.
Masih ingin kuresapi bersama sepi yang kian merajai hati.

Maafkan aku, jika sajak ini kutulis di lembaran usang, karena aku tak pernah ingin yang baru, apapun itu, terutama kamu.
Sejak setelah kepergian mu pada sore yang tak kucatat tanggalnya itu, kopiku kehilangan rasa, hanya pahit yang tersisa.
Tapi tak apa, setidaknya dahulu pernah pula kucicipi manisnya.
Kembali terngiang kata-katamu, “bukankah kesempurnaan kopi dari rasa pahitnya?”
Benar saja, tak ada yang benar-benar kunikmati pada segelas kopi senja ini, selain rindu dan kecupan bibir terakhir pada cawannya yang kelabu.






Masih Tentang Kopi

$
0
0
Masih Tentang Kopi
Masih tentang kopi kemarin..., yang belum sempat kau cicipi dan belum juga ku habisi.
Warnanya kian pekat menemani waktu yang bergerak perlahan.
Aku juga belum beranjak bersama harap yang terlanjur terpahat di dinding ruang ini.
Langit-langitnya pun melukis mendung yang ku kira akan segera hujan.

Entah sudah berapa puluh atau bahkan berapa ratus senja yang kulewatkan disini.
Tak pernah sekalipun keperdulikan, bahkan tak juga kutandai pada almanak yang mungkin sudah harus berganti.
Biar lah..., biarkan semua masih seperti dahulu.
Bukankah juga telah kukatakan pada lembaran kemarin bahwa aku tak ingin sesuatu yang baru, apapun itu.

Kau tahu sayang..,, angin semakin kencang saja akhir-akhir ini.
Menerbangkan debu-debu di jendela tua yang terpahat namamu.
Ku sibak semua tirai, aku tak ingin ia juga menerbangkan namamu.
Yach, namamu...,, yang sempat ku goreskan sebelum bayangpun pergi di jemput kelam.

Lagi-lagi, bisikan mu menggema “bukankah kesempurnaan kopi dari rasa pahit dan manisnya?”
Meski manis telah pernah ku candui, namun mungkinkah rindu mampu menghilangkan pahit itu sayang?
Tetap, kutunggu kamu dibawah senja dengan segelas kopi yang telah kuseduh untukmu, yang belum sempat kau cicipi dan juga belum siap kuhabisi.


Kopi Lagi...

$
0
0
Lembaran kemarin pasti belum kau baca, karena memang tak pernah ku kirim.
Biarkan saja bertebaran disini, hingga nanti mungkin kau kembali.
Hari ini ku ingin menulis lagi, tentang mu, tentang kita dan tentang segelas kopi yang tak sempat kau cicipi dan tentu saja tak akan pernah kuhabisi.

Aku masih terpana dalam ruang remang-remang ini.
Sama seperti saat kau pergi, listrik tetap enggan singgah di kampungku.
Aku ingin marah pada pemerintah, tetapi aku ingat kata pepatah, “daripada mengutuk kegelapan bukankah lebih baik menyalakan lilin penerang?”
Maka, menyendirilah aku disini bersama lilin yang sedang mematikan dirinya sendiri demi agar aku bahagia dalam cahaya.

Selintas, aku mematut diri di cermin retak yang renta dimakan usia.
Cermin yang dulu sering kali kau gunakan untuk menatap wajahmu yang dilukis Tuhan ketika sedang tersenyum.
Adakah aku juga seperti lilin? Menerangi dunia dan bersedia pergi mengubur diri.
Tapi tidak, aku tak pernah menerangi siapapun, bagaimana bisa aku menyamakan diri dengan lilin yang begitu bersahaja?

Pada pena dan tinta yang bergerak kali ini, tolong kau bisikkan pada angin, berapa lama kah lagi aku harus menunggu disini bersama segelas kopi yang kuseduh untukmu tetapi belum sempat kau cicipi dan tetap saja tak ingin kuhabisi.


Kopi: Aku Tak Peduli

$
0
0
Kopi: Aku Tak Peduli
Masih tentang kopi. Kalian mungkin sudah bosan mendengarnya.
Itu lagi itu lagi..., tapi, apa dayaku jika hanya dengan ini mampu kutepis sedikit rindu yang telah melumutkan hati.
apabila memang ini membuat kalian marah, maka marah sajalah.
Jika pun ini tak lagi kalian baca, maka biarkan saja.
Aku enggan untuk peduli, karena seluruh waktuku telah disita hanya dalam lingkup dia dan kopi.
Sejarak bibir kecupan terakhir dengan gelas yang tak pernah dicuci.

Kali ini, masih tentang kopi.
Hangatnya mengantarkan aroma cinta bersama kepulan asap yang kuprediksi sebentar lagi akan menjadi mendung.
Namun, apakah aku peduli? Jika pun hujan harus turun untuk mencumbui bumi, biarkan saja lah karena telah kupersiapkan diri untuk itu semua.

Cemburuku sudah tidak adalagi, sirna kau bawa pergi.

Alasan Mengapa Perempuan Aceh Rayeuk Layak Dijadikan Istri

$
0
0
Hai guys, assalamu’alaikum..., selamat pagi semua. Bertemu lagi dengan saya asyafrawa di blog kita tercinta ini. ku sapa kalian semua sobat Afra terkasih di pagi dingin berpeluh hujan. (cieee,,, saya sok puitis, hehehe). Apa kabar semua? Mari ucapkan syukur pada Sang Penguasa Alam karena kita masih sempat bersua dan mata masih mampu membaca.

Sobat Afra sekalian, di pagi yang indah ini saya ingin sedikit mengulas tentang seorang istri ideal. Memang sich sudah kita bahas juga kemarin. Tetapi, untuk hari ini saya akan menjelaskan mengapa perempuan Aceh Rayeuk sangat layak dijadikan istri. Semua pada tahu donk Aceh Rayeuk? Itu loh, Aceh Besar, yang letaknya mengelilingi Kota Banda Aceh.

Pagi-pagi pasti bosan ya kalo saya memperpanjang muqaddimah yang memang sebenarnya gak penting banget ini. baiklah, ini dia beberapa alasannya:

1.      Cantik
Pembahasan tentang cantiknya dara-dara Aceh Rayeuk telah saya ulas ditulisan sebelum ini dengan judul “Lima Kabupaten/Kota Penghasil Perempuan Cantik di Aceh”. nach, jadi sudah tak perlu diragukan lagi tentang hal ini. sebagai pusat kerajaan Lamuri dan Aceh Darusalam pada masa dahulu, menjadikan Aceh Besar disinggahi banyak pendatang, baik untuk berdagang maupun untuk menuntut ilmu sehingga perkawinan campuran tidak dapat dielakkan. Maka, hasil dari pernikahan inilah di kemudian hari menjadikan gadis-gadis Aceh Rayeuk layak diperhitungkan secara fisik.

2.      Maharnya Murah
Stigma bahwa maharnya perempuan Aceh itu tinggi-tinggi atau mahal-mahal memang sudah tak dapat dipungkiri karena begitulah adanya. “seperangkat alat shalat” bisa dikatakan kurang booming sebagai mahar di daerah Seramoe Mekkah ini.
Kebiasaan umum yang berlaku di masyarakat Aceh adalah mahar diukur dengan hitungan per mayam emas (1 mayam sekitar 3,37 gram). Nach ini dia permasalahannya. Beda daerah maka ukuran standirisasi penetapan mahar ini juga berbeda. Untuk gadis Pidie misalnya yang terkenal paling tinggi maharnya di Aceh sejumlah sumber menyebutkan bisa mencapai 20 mayam emas minimal.
Namun, untuk Aceh Rayeuk bukan tidak ada yang mencapai segitu, ada, tetapi masih terbilang langka. Mahar tertinggi seorang gadis Aceh Besar biasanya 16 mayam atau biasa disebut sibungkai (sebongkah) emas. Dan hal ini, tidak ditambah lagi yang lain-lain. Tenang saja, Aceh Rayeuk tidak mengenal adanya uang hangus dan tidak pula menaggungkan isi kamar pada pihak suami. Jadi, masih terbilang pantas dan murah bukan? Hehehe...

3.      Dapat Rumah
Kebiasaan lainnya yang tak kalah menariknya, di Aceh Rayeuk adalah orang tua yang mampu, akan mewariskan rumah kepada anak perempuannya. So, tak perlu capek-capek mikir mau tinggal dimana nantinya. Hihihi...
Pewarisan rumah kepada anak perempuan ini disebabkan oleh beberapa hal. salah satunya yang mendasarinya adalah berdasarkan sumber sejarah yang saya baca, pada masa kerajaan Aceh, Putroe Phang sebagai permaisuri Raja membuat aturan/adat ini. Rumah orang tua harus diwariskan kepada anak perempuan bukan anak laki-laki, karena apabila terjadi kekisruhan dalam rumah tangga (misalnya) maka seorang perempuan tidak akan diusir dari rumah oleh suaminya karena itu memang rumahnya.

4.      Gigih, Taat/patuh dan Setia
Ini yang paling penting. Perempuan Aceh Rayeuk adalah tipikal pekerja keras. Kultur budaya mendidik mereka untuk selalu mengalah dan hormat pada laki-laki sehingga hal itu meresap kuat dalam karakter, sikap dan kepribadian. Bagi orang Aceh Rayeuk, merupakan suatu kesalahan besar dan aib apabila suami sampai turun ke dapur untuk memasak atau lainnya yang dianggap kewajiban sejati seorang perempuan.
Kultur atau budaya yang terlalu memanjakan laki-laki menjadikan perempuan Aceh besar cukup gigih dan handal. Mereka mampu mengurus rumah tangga sekaligus mencari nafkah apabila dibutuhkan.

5.      Pintar Masak
Kita semua tentu pernah mencicipi beberapa makanan khas Aceh Rayeuk bukan? Mulai dari kuah belangong, ayam tangkap sampai dengan sie reuboh. Poin nomor 5 ini juga sedikit banyaknya terpengaruhi oleh poin no 4. Akibat budaya masyarakat yang terlanjur menganggap fitrah perempuan hanya sebatas sumur, kasur dan dapur maka tak heran apabila perempuan Aceh Rayeuk sangat lihai mengolah bumbu dapur menjadi makanan lezat yang menggugah selera. Coba dech, tanyakan sama mereka-mereka yang punya istri seorang perempuan Aceh Rayeuk!

Begitulah, beberapa alasan yang saya dapatkan baik melalui beberapa sumber tertulis maupun sumber lisan dari pembicaraan teman-teman maupun dari mengamati kultur masyarakat setempat.

Sekian untuk pagi ini ya Sobat Afra sekalian. Semoga bermanfaat dan maaf untuk yang kurang berkenan. Wassalam.

Hakim Diduga Terima Suap: Dua Bocah Diperkosa Pelaku Dihukum Ringan di Aceh

$
0
0
Sebuah video yang diunggah kemarin sore 26 januari 2016 oleh halaman facebook “Ini Mungkin TAQDIRKU” sekarang sedang menghebohkan jagad maya. Video yang berdurasi 2 menit 36 detik ini menggambarkan betapa histerisnya ibu korban pemerkosaan. Sang ibu tampak mengamuk karena hakim menjatuhi hukuman yang cukup ringan kepada terdakwa kasus pemerkosaan anak dibawah umur.

Dalam video yang diberi caption “Dua Bocah Diperkosa Pelaku Dihukum Ringan, Ibu Korban Berontak Histeris... dunia memang kejam.. tapi hukum Allah menunggu” ini tampak seseorang yang mungkin wartawan mewawancarai hakim seraya menanyakan bahwa apakah benar si hakim memperoleh uang suap sebesar Rp. 5 juta dari keluarga tersangka.

Beredarnya video ini yang menunjukkan lokasi di wilayah Aceh diketahui berdasarkan penggunaan bahasa daerah yang terdengar menimbulkan sejumlah komentar dari para netizen. Hingga saat ini telah ada 101 komentar pada video tersebut. Mulai dari yang simpati kepada korban, sampai bahkan ada yang mempertanyakan dimana hukum Islam yang selama ini di gaung-gaungkan di Aceh.

Hal ini tentu saja memperburuk citra penegakan syari’at Islam di Aceh. meski belum diketahui secara pasti apa dan berapa lama putusan hakim, namun hal ini disinyalir bertentangan dengan syari’at Islam. Sebuah komentar juga menyebutkan “jika dalam syari’at Islam, selingkuh yang sama-sama dewasa saja mendapatkan hukuman yang berat, lalu apakah pemerkosaan dibawah umur yang dilakukan secara paksa tidak lebih kejam?”

Menanggapi pertanyaan tersebut, seorang netizen lainnya menjawab bahwa “inilah yang terjadi jika bukan hukum Islam yang digunakan. Aceh meskipun menerapkan hukum Islam, tetapi Aceh juga masih bagian dari Republik Indonesia. Oleh karenanya, masih terjadi dualisme hukum. Ketika ingin menerapkan hukum Islam terkadang hal itu bertentangan dengan hukum nasional sehingga lagi-lagi hukum Islam tidak bisa benar-benar diterapkan 100%.”


Sampai saat ini, belum diketahui pasti di Kabupaten/Kota mana di Aceh hal ini terjadi dan juga belum didapatkan informasi akurat terkait putusan hakim terhadap terdakwa.

berikut link video asli yang diunggah tersebut:

Suami Yang Tak Pernah Bilang Cinta

$
0
0
Suami Yang Tak Pernah Bilang Cinta
Istri mana yang tidak bahagia jika suami bilang cinta setiap hari? Istri mana yang tidak senang bila suami penuh kejutan? Istri mana yang tidak terharu jika setiap minggu diajak jalan apalagi belanja? Hehehe..., lalu coba katakan istri mana yang tidak akan tersenyum jika suami selalu mengumbar pujian kagum?

Apabila semua yang dilakukan suami seperti yang saya sebutkan pada paragraf pertama diatas disebut romantis maka saya pastikan suami saya tidak romantis. Dan, jika semua aksi itu disebut kasih sayang maka suami saya adalah orang yang tidak memiliki secuil pun kasih sayang. Serta, jika rumah tangga tanpa ucapan cinta setiap hari disebut tidak harmonis maka rumah tangga kami adalah rumah tangga yang paling tidak harmonis.

Suami saya tidak pernah bilang cinta atau I Love U setiap hari, kecuali jika saya memaksa dengan wajah cemberut. Tetapi, suami yang selalu repot menyiapkan sarapan pagi untuk kami agar kami tidak terlambat berangkat kerja.

Selama hampir 9 tahun pernikahan kami, seingat saya suami juga belum pernah memberi kejutan apapun. Tetapi, suami yang lebih dulu bangun ketika anak kami minta susu atau ingin buang air di tengah malam.

Setiap minggu belanja? Wah..,, indah ya. Tetapi mengingat keuangan kami yang hanya cukup untuk biaya hidup bukan untuk gaya hidup maka tentu ini tidak mungkin terjadi. Tetapi, suami yang selalu sibuk menyuruh saya memesan baju-baju di online shop sahabat saya setiap bulannya apabila ia habis gajian.

Dikatakan cantik setiap hari oleh suami adalah impian setiap istri. Suami saya jarang memuji kecuali jika saya tanya. Tetapi, saya tahu pasti bahwa suami tidak pernah melirik perempuan mana pun pada saat sedang di luar rumah. Bahkan suami enggan melihat pose wanita meski hanya sebatas di dunia maya.

Untuk urusan jalan-jalan tiap minggu, suami memang tipikal tukang jalan. Tetapi, hal yang satu ini saya yang keberatan. Meski kami tidak jalan tiap minggu, tetapi suami paling rajin nanyain, “mi.., baju kotor umi yang mana aja? biar abi cuciin.” tiap minggu.

Suami saya juga tidak pernah memberi saya gaji bulanannya, tetapi dia yang mendorong saya untuk kuliah lagi. Karena baginya saya bukan hanya istri, tetapi teman diskusi. Suami juga tidak pernah meminta saya untuk selalu di rumah, karena baginya madrasah tidak harus selalu berupa gedung sekolah.

Suami saya memang tidak romantis jika tolok ukur romantisme hanya sebatas pujian dan kata-kata puitis. Tetapi, suami yang selalu mengatakan “jangan ganggu umi” pada si kecil jika saya ketiduran. Seandainya parameter harmonis adalah ucapan cinta, maka seperti saya katakan tadi kami tidak lah harmonis, tetapi kami tahu pasti perasaan masing-masing meski tanpa diucapkan.


Untuk semua yang telah suami saya lakukan, bagi saya itu lebih dari kata-kata puitis, lebih dari ucapan cinta dari bibir yang manis dan lebih dari bingkisan kejutan dengan hadiah apapun. Bagi saya sarapan pagi yang ia siapkan adalah cinta. Cucian numpuk yang ia jemurkan adalah sayang, bangun malam untuk si buah hati adalah kasih, lalu..,, benarkah suami saya tidak romantis?

LGBT menurut beberapa Agama

$
0
0
Menyikapi fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Bisex dan Transgender) yang sangat booming akhir-akhir ini mengingatkan saya pada hukum fisika tentang magnet. Sisi positif pada medan magnetic tidak akan mungkin tarik menarik dengan sisi positif juga. Menurut hukum fisika, sisi positif hanya akan tarik menarik dengan sisi yang berlainan jenis dengannya yaitu dengan sisi negatif.

Sementara itu dalam Ilmu Biologi yang membahas tentang tumbuhan atau lebih spesifik disebut ilmu Botani, tumbuhan hanya akan dapat menghasilkan buah apabila serbuk sari menyerbuki putik. Meski terdapat beberapa cara penyerbukan pada tumbuhan baik secara tertutup maupun terbuka, akan tetapi tetap saja penyerbukan hanya dapat terjadi ketika menempelnya serbuk sari yang dianggap sel jantan pada kepala putik yang dianggap sel betina. Sampai saat ini belum pernah ada teori biologi yang menyatakan penyerbukan dapat terjadi apabila putik menyerbuki putik dan juga serbuk sari menempel di serbuk sari.

Oleh karena itu, Tuhan menciptakan Alam beserta seluruh isinya dengan fitrah berpasang-pasangan. Tidak akan sempurna hari tanpa pergantian siang dan malam. Tidak akan indah langit tanpa peralihan antara cahaya matahari dan bulan. Begitu pun manusia yang Diciptakan sebagai makhluk Allah paling sempurna dan yang tertinggi derajatnya dibanding makhluk lainnya berserta segala hak dan kewajiban yang melekat padanya.

Apabila boleh meminjam istilah meme-meme barat yang sempat populer di media sosial, “Tuhan menciptakan Adam dan Eve, bukan Adam dan Steve”. Hal ini senada dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yang tercantum dalam beberapa surat seperti Ar-Ruum ayat 21, Al-Hujarat ayat 13, An-Nisaa ayat 1, An-Nahl ayat 72 dan At-Taubah ayat 71. Inti dari beberapa ayat Al-Qur’an ini menerangkan bahwa sudah fitrahnya seluruh makhluk Allah terutama manusia diciptakan berpasangan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.

Haramnya LGBT dalam hukum Islam sudah sangat jelas dan tak terbantahkan lagi. Selain ayat-ayat diatas yang menegaskan proses fitrah penciptaan manusia juga terdapat beberapa ayat yang langsung berhubungan dengan penyakit sosial ini yaitu Qur’an surat Al-‘Araf ayat 80-81, surat Hud ayat 77-83, surat Al-Anbiya ayat 74-75 dan beberapa ayat-ayat lainnya yang menceritakan sejarah kaum Nabi Luth yang dihancurkan Allah.

Sejumlah agamanya lainya seperti Kristen, Hindu, Budha dan lain-lain juga mengharamkan LGBT ini. sejumlah ayat dalam Bible menyebutkan bahwa.......

(berhubung mata saya sudah tinggal 5 watt lagi, maka Insya Allah sejumlah fakta-fakta dalam beberapa kitab suci masing-masing agama selain Islam akan saya lanjutkan besok).





Dawai Rindu Di Batas Kota

$
0
0
Siang sudah akan berakhir ketika kudapati diriku tak juga bergerak dalam ruangan yang hanya 4x4 meter persegi ini. sedari tadi aku hanya termangu sendiri disini. Menatap lembaran-lembaran kertas yang berserakan. Pikiranku melayang menembus batas dunia dengan beberapa samudera.

***
Semilir angin senja masih sejuk ku rasakan meski matahari telah tenggelam 30 menit yang lalu. “sendiri saja?” sapamu yang entah sejak kapan berdiri di sisiku. Aku menoleh, melihatmu memegang sajadah biru tua. “baru selesai shalat Maghrib?” kau menggangguk tanpa suara dan menghempaskan tubuhmu di sampingku.

Saat itu, hanya ada kita berdua duduk di bangku panjang di bawah pohon asam belanda tua yang ku prediksikan mungkin umurnya telah ratusan tahun atau mungkin ribuan tahun, ntah lah.

“aku sengaja menunggumu di sini”. Ucapku pelan. Sembari menunggu pertanyaan lanjutan darimu, sekilas kulirik wajahmu yang tetap diam. Kulanjutkan kata-kataku. “aku akan pergi besok sore”. Mendengar itu pun kau tetap diam. Wajahmu tenang berbeda dengan hatiku yang kian bergemuruh.
Sejurus kemudian, “aku sudah menduga”, ucapmu.
“apa yang kau duga?”
Dengan suara berat namun tegas, “aku tahu diri Kayla. Aku bukan siapa-siapa dibanding dirimu. Pergilah, karena meninggalkanku adalah yang terbaik. Kejar mimpimu!”

***
10 tahun berlalu. Segala apa yang kuinginkan telah kudapatkan. Kini, aku seorang dosen sekaligus penulis. Namaku tak jarang menghias lembaran depan media-media, terutama jika karyaku menjadi best seller nasional.

Kesibukan dan kepadatan aktivitasku setiap harinya membuatku lupa. Hingga Siang ini, aku seperti de javu. Merasakan kehadiranmu di kota ini. sekilas memang, tapi cukup membuatku seperti tak berpijak di bumi. Ada apa? Apa yang membuatmu datang ke kota ini? bukankah dulunya kamu pernah bercerita bahwa kota ini menyimpan begitu banyak kenangan pahit yang tak pernah ingin kau kenang?

Bersambung...


Tugu Simpang Lima: Simbol Penuh Makna

$
0
0
Kau berdiri megah di tengah kota.
Menjadi saksi sejarah dalam perjalanan panjang dan lelah bangsaku.
sungguh, aku tak pernah tahu sejak kapan kau mematung di situ, dan aku sungguh tak pernah tahu siapa yang telah sudi kiranya menerima kehadiranmu dalam detak jantung kota ini.

Namun, satu hal yang kuketahui pasti, kau telah menjadi nadi dalam denyut peradabannya.
menjadi api penerang pada setiap gelap malamnya dan menjadi tameng pertahanan pada setiap pertempurannya.

Ingin sekali rasanya menguak tabir kesombonganmu, menyingkap tirai keangkuhanmu.
menghapus jejak-jejakmu pada setiap langkah demi langkah dalam membuai kotaku.
kau seolah merayu dan mencumbu, hingga tak seorang pun kuasa menghardikmu.

Tetapi, itu semua tak mampu mempengaruhiku.
Jangan pernah coba untuk membujukku, karena aku muak dengan segala kepalsuanmu.
kau boleh acuh pada keramaian di sekitarmu, silahkan tertawa karena kau pikir kau telah menang.
mereka mungkin bisa kau pecundangi, tetapi tidak dengan diriku.

Aku marah..., tetapi bukan padamu.
aku marah pada bangsaku sendiri yang menerima kedatanganmu dan membiarkan kau ikut ambil bagian dari setiap perjuangan kami.
bagaimana bisa aku diam saja, jika kau tak juga pergi dari sini, dari kota ini.
dari tempat seluruh cintaku bermuara.

Enyahlah bersama senyum culas dan segenap simbolmu yang penuh makna.


Banda Aceh, 05 Sept 2013


Mulai Tahun Depan Kalender Untuk Hari Libur Berwarna Ungu

$
0
0
Hari ini kalender tanggalnya berwarna merah karena hari libur. Saya jadi mulai berfikir sepertinya lebih indah kalau kalender diberi warna ungu saja untuk hari libur. Kenapa harus merah coba? Merah itu kan tanda bahaya, lalu apakah hari libur itu berbahaya? Hmm,, bisa jadi sich, karena kebanyakan orang mengisi hari libur dengan hanya tidur-tiduran saja, tentunya ini pasti berbahaya untuk tubuh.

Selain itu, banyak juga orang yang menghabiskan hari libur dengan piknik, jalan-jalan dan rekreasi misalnya, dan ini juga berbahaya karena kecelakaan itu terjadi di jalan bukan di tempat tidur. Kalau begitu, supaya aman, kita mesti ngapain di hari libur? Ya, gampang, ganti saja warna kalender hari libur dari merah ke warna-warna lain, pink misalnya, ungu, orange atau apalah yang penting jangan merah karena merah identik dengan bahaya.

Contoh yang paling dekat, coba dech lihat lampu traffic light. Ada merah, kuning dan hijau. Nach, warna merah ini mewajibkan atau memaksa kita untuk berhenti. Karena jika kita tetap jalan akan berbahaya. Benar kan? Oleh karena itu supaya hari libur tidak lagi berbahaya mari kita ganti warna tanggal di kalender yang menunjukkan hari libur. Kita mulai dari kalender di rumah kita masing-masing.

Memulai suatu perubahan harus dimulai dari diri sendiri. karena bagaimana kita bisa mengubah dunia jika diri sendiri saja tidak mampu kita ubah dari budaya hidup yang telah membuat nyaman. Seorang tokoh pernah mengatakan (maaf nama sang tokoh kurang familiar di ingatan saya): “ketika muda dulu aku ingin mengubah dunia, tetapi aku gagal. Kemudian beranjak tua aku ingin mengubah negaraku, lagi-lagi aku gagal. Ketika tua aku berpikir untuk mengubah keluargaku, tetapi aku sudah terlalu tua untuk itu. Seandainya saja ketika muda aku memulai dengan mengubah diriku sendiri maka mungkin saja hari ini aku sudah berhasil mengubah dunia.”


Jadi, sekali lagi mari kita ubah kalender di rumah kita masing-masing dengan warna sesuai selera. Selamat bekerja, selamat berlibur dan selamat mewarnai..,, dimulai dari kalender, semoga kedepan kita akan berhasil mewarnai dunia. Good luck...

Ini Dia Dasar Pemisahan Aceh, Ala dan Abas

$
0
0
Isu pemekaran sudah lama sekali berhembus dan kian santer akhir-akhir ini. awalnya saya tidak terusik karena sudah menjadi prinsip saya untuk tidak terlibat dalam dunia perpolitikan, namun bukan berarti saya buta peta politik, tetapi saya hanya tidak ingin tulisan-tulisan saya terjebak dalam dunia yang sulit sekali membedakan mana putih dan mana hitam itu.

Saya sama sekali tidak pernah berkeinginan mengisi pena saya dengan tinta abu-abu. Terlalu riskan bermain di zona yang semua orang pasti akan kecanduan bila terjun kedalamnya. Oleh karenanya, meski hidup di lingkungan yang sarat dengan dunia politik, saya lebih memilih untuk tidak ikut terjun. Tetapi, untuk wacana pemekaran ALA dan ABAS ini saya tergelitik ingin ikut mengomentari.

Sejumlah pernyataan sikap maupun yang hanya sebatas status facebook mengenai isu pemecahan Provinsi Aceh ini berseliweran di timeline saya. Dari yang mendukung sampai yang sarat dengan permainan adu untung. Sebahagian menuliskan, “jika kita saja meminta pisah dari Negara Kesatuan, mengapa ketika ada orang lain yang juga ingin pisah dari kit, justru kita larang dengan mengatas namakan kesatuan?”

Sekilas argumen diatas ada benarnya jika kita merujuk pada perjuangan Aceh yang juga ingin pisah dari Negara Kesatuan. Tetapi coba kita tilik sejarah panjang yang telah dilalui negeri ini. Sultan Ali Mughayatshah berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di sepanjang daratan Aceh dibawah bendera Kesulthanan Aceh Darussalam. Sebelum bersatu, di kawasan ujung paling utara pulau sumatera ini terdapat beberapa kerajaan kecil seperti; Lamuri, Aceh, Pedir, Daya, Linge, Pasai, Pereulak, dan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.

Perjuangan menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil ini bukanlah perjuangan yang mudah. Namun, setelah bersatu kerajaan ini menjadi kerajaan gagah yang disegani teman dan ditakuti lawan. Portugis harus hengkang dari Malaka setelah Kesulthanan Aceh Dar el Salam terbentuk pada abad ke-15.

Pada perkembangan selanjutnya, ketika tahta Aceh Darussalam berada di tangan Sulthan Zainal Johansyah yang lebih akrab dikenal dengan nama Iskandar Muda, beliau memperluas wilayah kekuasaan sampai ke Pahang, Johor, Nias, Deli hingga semenanjung Pattani (Thailand sekarang).

Kekayaan alam Aceh yang luar biasa dan dengan majunya kutaraja sebagai wilayah transit perdagangan dunia menjadikan negara-negara barat berhasrat menguasai daerah ini. segala cara dicoba. Mulai dari melakukan hubungan dagang hingga mencoba menjalin hubungan diplomatik.

Meski beberapa kali gagal menaklukkan Aceh yang saat itu berpenduduk sekitar 8 juta jiwa, namun tidak pula menyurutkan langkah Belanda dan Inggris yang bergabung dengan nama kolonial untuk menguasai daratan Aceh. Segala celah coba dimasuki meski berulang kali harus berakhir dengan jalan buntu.

Usaha yang sungguh-sungguh dari kolonial ini akhirnya membuahkan hasil. Mereka akhirnya menyadari tidak mudah menghancurkan Aceh yang sangat kental nilai-nilai keislamannya apabila seluruh Aceh Darussalam masih bersatu. Cara satu-satunya menghancurkan Aceh adalah dengan memisah-misahkannya. Maka, dilakukanlah penyerangan besar-besaran ke seluruh wilayah Aceh pada tanggal 26 Maret 1873.

Setelah penyerangan ini meski Aceh tidak sepenuhnya dapat ditaklukkan tetapi Belanda dan Inggris berhasil membaginya menjadi dua. Daerah di Pesisir Sumatera berada dibawah kekuasaan Belanda dan yang satunya di sepanjang semenanjung malaka berada di bawah penaklukan Inggris. Sejak saat itu, berpisahlah Aceh yang menjadi wilayah Indonesia sekarang dengan sebagian wilayahnya yang berada di bawah pemerintahan Malaysia saat ini.

Selain misi dagang dan penguasaan kekayaan, dalam urusan gospel pun atau penyebaran keagamaan, Aceh sejak dahulu ditandai dengan warna hitam pekat pada peta penyebaran salib dunia sebagai daerah yang sangat sulit ditembus misi salib. Islam yang bersatu tidak akan mudah dihancurkan begitu saja.

Dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan “Aku (Allah SWT) tidak akan menjadikan umatmu dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang melucuti pelindung kepala mereka, meskipun mereka diserang dari berbagai penjuru, kecuali jika sesama umatmu saling menghancurkan dan saling melawan.”(HR. Muslim)

Mengingat seluruh rujukan yang pernah saya baca terkait pemisahan-pemisahan khususnya Aceh, oleh karenanya keprihatinan saya terhadap akan kembali pecahnya Aceh saya tuangkan dalam tulisan ini. sudah semestinya kita bersatu padu menghadapi tantangan-tantangan zaman kedepan demi generasi penerus Aceh yang lebih baik bukannya saling sikut mencari jatah hingga memecah belah bila nafsu “Peu punoh kanot bu” tak berlimpah ruah.


Kiat Jitu Buat Perempuan Yang Ingin Mengajak Laki-Laki Menikah

$
0
0
Kiat Jitu Buat Perempuan Yang Ingin Mengajak Laki-Laki Menikah
pict by: gienariswarinyeleneh.blogspot.com
Hai sobat Afra semua.., ketemu lagi di malam tak berbintang karena hujan tak kunjung pirang (reda). Dingin-dingin begini asyiknya kita ngomongin apa ya? Hmm,, bakso? Oh no, sepertinya sudah tak ada lagi warung bakso yang masih buka, karena belum pernah saya temukan warung bakso yang buka 24 jam, kecuali mungkin kalo nanti sudah ada orang yang berjualan bakso secara online dilengkapi dengan delivery service. Bagaimana sobat Afra? Bukan kah yang saya sampaikan ini merupakan bisnis yang menggiurkan, mengingat begitu banyak para cewek-cewek yang notabenenya perempuan (ya iyalah cewek itu perempuan, emang ada cewek yang bukan perempuan? Hehehe) sangat doyan bakso.

Berbicara persoalan cewek alias perempuan ini emang gak akan ada habisnya. Mulai dari kosmetik, fashion, jajanan dan lain sebagainya. Dan salah satu hal yang paling tidak bisa dipisahkan dari cewek adalah urusan cinta. Memang sich tidak hanya cewek saja yang punya cinta. Cowok juga. Namun, persoalan cinta dengan wanita akan lebih ribet dan tak jarang berujung air mata bahkan pada tingkatan paling tragis mencoba menghilangkan nyawa.

Cinta memang tak melulu urusan perasaan pada pasangan. Ada banyak cinta, untuk keluarga, sahabat dan yang paling utama untuk Sang Pencipta cinta itu sendiri. oleh karena itu, pembahasan tentang cinta saya yakin tidak akan pernah selesai sampai dunia usai. Begitulah...

Nach, dari pada terlalu panjang obrolan-obrolan ringan yang tidak seringan makanan ringan itu, ada baiknya kita langsung menuju pokok persoalannya saja. Untuk episode kali ini (kayak sinetron aja yach pakai episode-episode segala) saya akan membagaikan tips-tips atau lebih tepatnya kiat-kiat jitu “nembak” cowok.

Selama ini, urusan menyampaikan perasaan kepada pasangan cenderung lebih duluan disampaikan oleh para pria. Perempuan lebih memilih memendam perasaan dengan harapan cowoknya sadar kalau sedang diincar. Pada cewek-cewek yang memiliki sedikit keberanian maka akan memberikan sinyal-sinyal tertentu. (emangnya sedang ikutan ekskul Pramuka pakai ngasih kode-kode’an).

Tips ini khusus untuk cewek atau perempuan alias wanita. Yang laki-laki, cowok dan sebagainya silahkan minggir dulu. Ini dia tipsnya...:

1.      Kirim Utusan
Cara pertama ini mungkin sedikit lebih menyelamatkan dari rasa malu bertemu langsung. Namun, resikonya lebih besar. Karena utusan bisa saja bermulut besar hingga akhirnya cerita cinta kalian bisa menyebar kemana-kemana. (lebih aman sebelum memilih utusan ukur dulu lebar bibir/mulutnya).

2.      Ungkapkan Langsung
Ini cara paling berani. Simple dan biasanya lebih efektif dan efisien. Cukup datangi target, bicarakan isi hati mu, dengarkan jawabannya. Selesai. Jika “iya” langsung bicarakan dengan keluarga dan temui penghulu. Namun, jika tidak, segera cari target baru. Resiko ketahuan orang lain lebih minim, kecuali jika kamu sendiri atau si dia yang memang suka publish sana-sini.

3.      Buat Jebakan
Wah ini cara lama. Tetapi, cenderung lebih efektif dan akurat. Cara seperti ini banyak dilakukan oleh-oleh perempuan atau laki-laki tempo doeloe. Cara ekstrimnya, undang si target ke rumah (pastikan di rumah Cuma ada kalian berdua). Sebelumnya, koordinasi dulu dengan para pemuda kampung kalian masing-masing untuk menangkap kalian apabila sedang berduaan. Nach, setelah itu maka kalian akan dinikahkan oleh para tetua kampung. Ekstrim memang, jadi tolong lupakan tips yang satu ini.

4.      Tebar Kebaikan
Setiap manusia memang diperintahkan untuk menebarkan kebaikan kepada siapa saja. oleh karenanya, tips yang nomor 4 ini sangat direkomendasikan. Sebagai contoh: apabila target kamu sedang kesulitan keuangan, pinjamilah dia uang dalam jumlah yang besar, kemudian pastikan dia tidak akan mampu membayarnya. Setelah itu, segera ajak dia menikah sebelum dia menemukan tempat berhutang lainnya untuk membayar hutang-hutangnya padamu.

5.      Tidak Ada Pilihan
Tips terakhir ini adalah akumulasi dari tips nomor 3 dan 4. Ketika dia sudah masuk perangkap kita, maka tentu saja dia tidak punya pilihan lain. Jika boleh mengutip sebuah judul film zaman dahulu, tips nomor 5 ini sangat pantas diilustrasikan dengan “kejar daku kau kutangkap”.

Hujan sudah mulai mereda, Sang katak pun berteriak, sepertinya riang gembira. Bantal dan guling menanti untuk dipeluk. Oleh karena itu, mari kita tidur. Bye... see u... dan selamat mencoba, bila berhasil jangan lupa ucapkan terimakasih pada saya. Namun, jika gagal jangan salahkan saya.

Note: tips ini bukan untuk mereka yang ingin pacaran, tetapi untuk mereka yang serius mau ke pelaminan.



Beberapa Cara Balas Dendam Paling Elegant Pada Sang Mantan

$
0
0
Mantan yang memiliki definisi sebagai bekas pasangan, baik itu pasangan hidup dalam hal ini suami/istri, maupun pasangan setengah hidup yaitu pacar. Hehehe... setiap mantan merupakan kenangan. Pernah indah pastinya, meski akhirnya harus berpisah dengan berbagai macam cara serta dengan beragam alasan.

Tidak ada perpisahan yang manis, tetapi bukan berarti pahit itu akan terus kita rasakan karena hidup punya banyak rasa (minjam iklan kopi instan). Perpisahan juga tentu menyisakan luka yang tak jarang berubah dendam. Meski banyak orang yang mengatakan telah memaafkan, tetapi melupakan bukan perkara gampang.

Diakui atau tidak, di sudut hati yang entah dimana letaknya, yang terdalam kah atau yang terdangkal kah, mantan tetap bercokol dengan rasa yang berbeda tentunya meski tak ada lagi cinta. Oleh karena itu, berikut beberapa tips yang bisa dicoba untuk melampiaskan kekesalan di masa lalu pada seseorang yang berlabel mantan itu.

1.      Berdo’a
Do’a adalah sarana sekaligus media paling mudah untuk berkomunikasi dan meminta pada Sang Pencipta. Berdo’alah untuk mantan. Do’a apapun yang kita inginkan. Sebagai contoh: berdo’a supaya mantan jomblo seumur hidup. Tetapi, pastikan dulu sebelum berdo’a seperti ini agar tidak jadi senjata makan tuan, takutnya entar malah kita yang akan jadi jones.

Do’a lainnya, “Ya Tuhan, dia telah mengambil hatiku, aku ingin hatiku kembali, tetapi sepertinya dia enggan mengembalikan hatiku, terbukti sekarang aku sedang tak punya hati untuk diberikan kepada orang lain. jadi ambil saja nyawanya supaya hati aku bisa balik lagi, aku malas berurusan dengannya.”
Do’a ini hanya sebagai contoh tak perlu dipercaya apalagi sampai diamalkan.

2.      Jadi lebih baik
Tips kedua ini yang paling ok. Untuk balas dendam pada mantan maka jadilah yang lebih baik. Baik itu menjadi lebih baik dari dia ataupun menjadi lebih baik dari diri kita yang dulu saat bersama dia.

Jika dahulu saat bersama dia penampilan bukan prioritas maka sekarang tampillah lebih berkelas. Jika dahulu cuma mahasiswa S1 maka sekarang segeralah mendaftar menjadi mahasiswa S2. Jika dahulu, uang masih minta pada orang tua, maka sekarang usahakan kita yang berikan ke orang tua. Dengan begini, pasti si dia bakalan nyesal senyesal-nyesalnya pernah ninggalin kamu.

Selain menjadi pribadi yang lebih baik, yang paling utama lagi jadilah lebih baik dari dia dan dari pasangan dia yang sekarang. Jika dia sekarang punya motor maka kamu harus punya mobil. Jika dia punya rumah maka kamu harus punya kos-kosan (ingat ya..,, punya kos-kosan bukan malah ngekos).

Selanjutnya, jika pasangan dia yang sekarang seorang dokter maka kamu harus jadi doktor. Jika pasangan dia yang sekarang seorang guru maka kamu harus jadi dosen, dan begitulah seterusnya, asalkan jangan jika pasangannya masih hidup maka kamu harus mati, biar beda githu... hehe.

Poin lebih baik selanjutnya dan ini paling penting, carilah pasangan yang lebih baik dari dia. Lebih baik tampangnya, lebih baik isi dompetnya, lebih baik sikapnya dan pastinya yang berani menghadap orang tua, tidak seperti si dia dahulu yang kabur begitu saja.


Tipsnya cukup dua saja. karena yang paling penting dari semua itu adalah usahakan jangan sampai punya mantan. Oleh karena itu, bagi yang sedang menjalin suatu hubungan segeralah ke pelaminan agar tak berakhir dengan predikat mantan.

Ini Alasan Saya Menulis

$
0
0
Sama seperti halnya saya tak pernah tertarik mengenai segala hal tentang politik, saya juga tak pernah peduli dengan sesuatu yang sifatnya ikhtilafiah, samar-samar, multi tafsir atau apapun itu. Mengapa? Karena pada bagian yang seperti ini kebenaran tidak tunggal. Manusia bebas memilih makna apa yang dia inginkan untuk suatu kata atau kalimat yang mengandung banyak arti.

Bagi penulis handal mungkin pembahasan tentang hal-hal ini menarik dan selalu dapat menjadi kajian dengan berbagai sudut pandang. Tetapi, bagi saya yang masih pemula, saya lebih memilih untuk tak larut dalam sensasi yang berisi berbagai macam dimensi itu, meski terkadang secara tak sengaja saya hampir-hampir tercebur juga. Namun, saya berusaha semaksimal mungkin untuk tak tenggelam di dalamnya.

Sebagai blogger yang membutuhkan banyak viewer ataupun pengunjung untuk blognya, tentu saja sebenarnya menuliskan sesuatu yang kontroversial menjadi ladang basah yang bisa digarap untuk mendapatkan pundi-pundi dolar setiap harinya, apalagi dalam situasi bangsa kita saat ini. Masyarakat seolah sibuk dengan hingar bingar perbedaan pendapat, mencari-cari kesalahan orang lain dan paling senang membicarakan kekurangan atau kejelekan orang lain yang dianggap sebagai lawan. Tetapi, iming-iming dolar berlimpah ini tetap tak mengusik saya untuk menggerakkan jemari mengetikkan realita kehidupan yang penuh trik dan intrik itu.

Siapa sich yang tak butuh materi? Tetapi jika hanya demi itu saya melanggar prinsip hidup saya sendiri, nanti dulu. Saya belum sampai ke taraf itu. Menulis bagi saya adalah media pemuasan diri, tak hanya sebatas mengejar materi. Dan satu lagi, penulis mana yang tak ingin terkenal? Tetapi, jika hanya demi popularitas saya harus melakukan atau menuliskan sesuatu yang penuh sensional, maka biarkan tak satu orang pun akan membaca tulisan saya.


Seorang sahabat bertanya pada saya tentang semua tulisan-tulisan saya, baik itu yang di posting di blog ini maupun yang telah diterbitkan sebagai buku. “Mengapa tidak mencoba menuliskan sesuatu yang lebih berat. Politik misalnya, ekonomi negara atau apapun lah yang tidak hanya sebatas jadi konsumsi remaja?”. Dan jawabannya telah sangat gamblang saya jelaskan diatas.

Perbedaan Antara Menulis Dengan Mengajar

$
0
0
Mengajar dan menulis adalah dua hal yang berbeda namun memiliki esensi yang sama, yaitu sama-sama merupakan sebuah proses transfer knowledge. Selain melalui proses dan cara yang berbeda, antara mengajar dan menulis juga mempunyai subjek yang berbeda. Mengajar hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang mampu. Sementara itu, menulis dapat dilakukan oleh siapa saja yang mau.

Tentu berbeda antara mampu dan mau. Setiap orang mungkin ingin atau mau mengajar, tetapi tidak semua mampu. Mampu tidak hanya dapat diartikan sebatas bisa atau handal, tetapi mampu disini juga dapat diterjemahkan memiliki kesempatan. Apalagi di negara kita saat ini ijazah tetap prioritas untuk menunjukkan kredebilitas sebagai seseorang yang mampu mengajar. Oleh karenanya, tanpa ijazah yang memadai, lupakan saja kemampuan mengajar yang mungkin kamu miliki.

Menulis juga merupakan kegiatan pemindahan pengetahuan. Tetapi sekali lagi dalam urusan yang satu ini kamu tak perlu mampu, cukup hanya mau saja. apabila sudah punya kemauan untuk terjun dalam bidang ini maka kemampuan akan segera mengikutinya. Tak perlu ijazah untuk menunjukkan keabsahan bahwa kamu bisa atau handal menulis. hal paling penting adalah kamu dapat membedakan yang mana A, B, C dan seterusnya.

Silahkan tuliskan apa saja yang menurut kamu penting untuk dituliskan, atau mungkin tuliskan juga yang tidak begitu penting atau bahkan mungkin yang tidak penting sama sekali. Untuk apa? Tentu saja untuk mengukuhkan kedudukan kamu sebagai penulis. Inilah kelebihan lainnya yang membedakan penulis dengan pengajar. Sebagai penulis kita bisa menuliskan apa saja yang kita inginkan, tetapi sebagai pengajar kita dituntut untuk mengajar hanya yang penting-penting saja.

Dalam tulisan, penulis mempunyai ruang kebebasan yang mungkin tidak didapatkan ketika dalam pembicaraan lisan. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang akan terdapat misunderstanding antara maksud penulis dengan yang diterima pembaca, karena perbedaan intonasi ketika membacanya, namun ini bukanlah persoalan yang besar, cukup dengan lakukan klarifikasi jika hal tersebut sampai terjadi.


Menulis itu bisa bikin awet muda. Menulis itu mampu membuat seseorang hidup selamanya, menulis itu mampu menciptakan dan menghentikan perang, menulis itu cara gampang yang menyenangkan. Jadi, kamu masih tunggu apalagi? Ayo, menulis!!!

Ibu Rumah Tangga Bukanlah Yang Paling Benar

$
0
0
Sebenarnya perdebatan ini adalah persoalan jadul alias telah ada sejak Indonesia belum merdeka. Ibu bekerja atau ibu rumah tangga? sejak dahulu, rasanya persoalan ini tak ada habisnya. Perdebatan demi perdebatan yang tak terlihat ujung pangkalnya terus mengemuka. Sejumlah orang megeluarkan argumen masing-masing sekaligus mencari sejumlah sandaran untuk membenarkan atau lebih tepatnya untuk pembenaran pilihannya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena begitu banyak pihak-pihak yang sejatinya hanya berawal dari iri hati. Yach, menurut saya persoalan sebenarnya hanya iri hati atau lebih tepatnya tidak bahagia dengan hidupnya. kenapa saya berani mengatakan tidak bahagia? Karena orang yang bahagia tidak akan sibuk dengan hidup orang lain.

Seperti yang pernah saya katakan melalui tulisan-tulisan saya sebelum ini, saya selalu menghindari pembahasan pada ranah yang dapat memicu perdebatan seperti ini. tetapi, semakin lama saya menjadi merasa harus ikut bicara ketika setiap hari di halaman facebook saya beredar begitu banyak tulisan panjang kali lebar yang terus menyalahkan salah satu pihak.

Tidak ada maksud membela salah satu pihak, tetapi kebanyakan tulisan-tulisan yang beredar dan di share beramai-ramai itu adalah yang terus menyudutkan ibu bekerja. Mengapa kita merasa sulit sekali menghargai pilihan orang lain? bekerja atau di rumah saja itu adalah pilihan hidup masing-masing orang, lalu apakah dengan pilihan itu merugikan kita? Jika tidak, kenapa kita yang harus repot?

Kembali ke yang saya sampaikan di atas, bahwa mereka yang sibuk dengan hidup orang lain adalah mereka yang tidak bahagia dengan hidupnya. bagi mereka yang memilih menjadi ibu rumah tangga, apabila mereka bahagia dengan pilihan mereka maka mereka tidak akan pernah menyalahkan pilihan teman-temannya (ibu yang lainnya) yang memilih untuk menjadi ibu yang bekerja di luar rumah. Begitupun sebaliknya. Seorang ibu bekerja yang bahagia juga tidak akan menyalahkan mereka para ibu yang memilih di rumah saja.

Coba kita renungkan, apa sich keuntungan bagi kita dengan menyalahkan pilihan orang lain? apa yang akan kita dapatkan dengan menyudutkan orang lain? kepuasan kah? Jika kita puas dengan menyinggung perasaan orang lain, maka waspadalah, berarti kita telah terserang penyakit hati.

Jadi, jika kita bahagia dengan hidup kita, bahagia dengan pilihan kita, berhentilah menyalahkan pilihan hidup orang lain. berhentilah merasa yang paling benar, karena benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. kita tidak pernah berada dalam hatinya, dalam keluarganya, lantas, mengapa kita yang merasa paling tahu apa yang terbaik untuk hidupnya???



Perbedaan Antara Mata Cowok Dengan Mata Cewek

$
0
0
Perbedaan Antara Mata Cowok Dengan Mata Cewek
sumber foto: www.kaskus.co.id
Hai guys,,, salam for u all sobat Afra di planet mana pun berada, lamo tak basuo, piye kabare? Jum’at selalu identik dengan hari yang penuh berkah dan sangat indah untuk memperbanyak ibadah. Namun, senyum juga penting loh dan senyum akan dengan mudah tercipta jika kita bahagia. Oleh karena itu, saya punya sedikit cerita yang semoga saja bisa membuat bibir menyunggingkan senyum sebagai tanda hati sedang bahagia, atau minimal bisa meringankan sedikit beban yang sedang kecewa.

Yuk chek it out beberapa perbedaan cara pandang cewek dan cowok dalam melihat sesuatu. Meskipun objeknya sama namun cewek dan cowok memiliki pandangan yang berbeda, eits bukan karena kacamatanya beda ya, bukan pula karena mata yang berbeda, tetapi karena.......,, karena apa hayoo??? Jawab aja sendiri yach...

1.      Ketika Bercermin
Bercermin bagi perempuan merupakan ritual yang tidak mungkin dilewatkan. Bahkan pada sebagian perempaun mereka bisa mengantongi cermin di dalam tas tangannya kemana pun mereka pergi. Meski cermin sangat identik dengan perempuan bukan berarti laki-laki tidak bercermin.


Pada saat di depan cermin, sekurus apapun cewek, ia tetap merasa gemuk. Sebaliknya, sekurus apapun cowok, ia tetap PD (percaya diri) dan selalu merasa memiliki tubuh terbaik.

2.      Ketika Melihat Perempuan Cantik
Sepertinya gambar berikut cukup mewakili, sehingga tak perlu kata-kata apa-apa untuk menjelaskan bagaimana seorang cewek cantik terlihat dalam pikiran cowok dan bagaimana cewek cantik terlihat dalam pandangan sesama cewek.



3.      Saat Berdandan
Berdandan juga merupakan ritual yang tidak mungkin dilewatkan. Antara laki-laki dan perempuan apabila memulai berdandan ataupun ketika bersiap untuk beraktivitas di pagi hari dimulai dari pukul 7.00 biasanya maka hasil akhirnya seperti yang terlihat di gambar berikut ini.



4.      Halaman Media Sosial
Media sosial cewek biasanya ramai peminatnya. Mulai dari yang ajak berteman, chatting disertai berpuluh-puluh atau bahkan mungkin ada yang mencapai ratusan comment. Sementara itu, halaman medsos nya cowok biasanya cenderung sepi, meskipun tidak semua ya.



5.      Porsi Tempat Tidur
Ini porsi tempat tidur bagi yang sudah menikah. Benarkah???



6.      Letak Toilet
Satu kata yang tepat untuk poin ini adalah, hahahaha....



7.      Kondisi Pada Saat Bangun Di Pagi Hari Setelah Menikah


Apa yang anda pikirkan ketika melihat gambar ini, tafsirkan aja sendiri ya...

8.      Desktop Laptop/Computer
Cewek cenderung rapi dan teratur dalam begitu banyak hal, tetapi tidak untuk yang satu ini. kenapa ya???



9.      Melihat Warna


Setelah melihat gambar ini, cowok yang memang memiliki kamus warna tidak lengkap atau cewek yang terlalu memperhatikan detail? Penting ga sich membedakan warna-warna sampai segitunya?

10.  Pakaian
Fashion memang tak bisa dipisahkan dari makhluk Tuhan bernama perempuan. Meski lemari penuh sampai luber, tetapi cewek selalu tak memiliki baju yang akan digunakan jika hendak berpergian. Hadeuh...,, kemana baju-bajunya? Apa mendadak hilang sendiri? hihihi....



11.  Memilih Shampo


Sebenarnya untuk urusan yang satu ini, tidak hanya berlaku pada shampo. Semua produk terutama kosmetik cewek pasti akan seribet ini.

12.  Ke Salon
Mungkin untuk alasan yang satu ini cewek memang harus lebih realistis, karena belum pernah ada salon di dunia ini yang mau dibayar pakai cinta. Hahaha...




Cukup ya sobat Afra, saya lelah, karena menuliskan sebuah artikel ini saja saya harus memulai di pagi hari dan mengakhiri di sore hari. Bye bye, see u next. 


Note: Semua Gambar diambil dari Facebook

Asal Usul Kata "kepo"

$
0
0
Asal Usul Kata "kepo"
Selama ini kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kata “kepo”. Kemana-mana, gak tua, ga muda, jika ditanyain sesuatu misalnya yang sangat ingin kita ketahui pasti dech langsung nyelutuk, “ihh,, kepo banget sich?”. Bahkan, beberapa waktu lalu telah ada yang meluncurkan sebuah aplikasi ‘kepo syari’ah’.

Berangkat dari semua hal yang tentang ‘kekepoan’ itu, saya mulai berfikir untuk menelesuri dari mana asal kata ‘kepo’ tersebut. Perjalanan panjang penelusuran yang saya lakukan sungguh sangat melelahkan. Menghabiskan waktu saya sekitar 6 jam. Kamu semua pasti tahu banget lah betapa berharganya waktu buat saya, tetapi atas dasar kepo ini saya rela menambah jam tidur saya demi untuk mendapatkan wangsit asal usul kata ‘kepo’.

Penelusuran pertama saya, hasil dari bertapa memberitahukan bahwa kepo tidak berasal dari bahasa mana pun dan tidak tercatat dalam kamus apapun. Kepo hanya sebuah kata yang menggambarkan kekalutan pikiran seseorang ketika ia dirongrong oleh berbagai macam pertanyaan orang-orang disekitarnya. Entah karena malas menjawab atau karena tidak menemukan jawaban yang pas maka akhirnya ia memilih untuk menyebutkan sebuah kata yang akan membuat orang berhenti bertanya dan sebuah kata itu adalah “kepo”.

Setelah bertapa dengan tidak makan dan minum ketika sedang mengetik, saya kemudian memperoleh hasil kedua. “kepo” ternyata berasal dari bahasa Aceh, dari akar kata “keu”  yang dapat diterjemahkan “untuk/kepada” dan “peu” yang artinya “apa”. Maka, “kepo” berasal dari “keupeu” yang berarti “untuk apa”.

Jadi, setiap orang bertanya segala macam hal kepada kita dengan rasa ingin tahunya yang luar biasa, kita pasti akan bertanya “keupeu”? untuk apa? Intinya, kita akan bertanya balik kepada yang bertanya ‘untuk apa dia menanyakan hal itu’. Namun, dalam penggunaannya kemudian kata “keupeu” ini berubah lafadz menjadi “kepo” dan dengan sedikit peralihan makna.

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti siapa yang pertama sekali mempopulerkan kata “kepo” ini hingga men-negara (saya, tidak sebutkan men-dunia, karena pasti Ronaldo tidak tahu kata “kepo” ini, kecuali jika sempat dibisikkan oleh Martunis, anak asuhnya yang orang Aceh itu).


Begitulah sekelumit perjalanan panjang nan melelahkan jari tanpa makan dan minum saat mengetik, mengantarkan kita semua ke sejarah kata “kepo” yang masih misteri itu. Ihhh...,, kepo banget sich... 

"Gadis Aceh" Pamer Dada, Pemerintah Diam Saja

$
0
0
"Gadis Aceh" Pamer Dada, Pemerintah Diam Saja
Banda Aceh, 22 Februari 2016

Siang ini begitu panas, entah karena matahari sedang ingin bersinar terang atau karena awan yang memang sedang enggan menaungi alam. Sudahlah, jangan hiraukan itu. Saat ini saya hanya ingin menyampaikan selaksa tulisan dalam bentuk surat terbuka ini kepada Panitia Miss Indonesia 2016 dan juga kepada gadis cantik Flavia Celly Jatmiko sang “Miss Aceh Asal Surabaya”, serta kepada yang terhormat Bapak Gubernur Aceh.

Ibu Liliana Tanoe Soedibyo selaku ketua panitia, tentu anda sudah sangat kenyang dengan berbagai kecaman mulai dari ketika Retna Maharani mewakili Aceh dalam kontes miss Indonesia pada Tahun 2013 yang bahkan tidak dikenal oleh orang Aceh sendiri, kemudian kasus Shinta Alvionita, gadis Aceh Asli yang melepas jilbabnya ketika mengikuti Miss Indonesia padahal sebelumnya pada tahun 2008 ia tetap berjilbab dalam ajang Puteri Indonesia dan yang masih hangat tahun lalu, Ratna Nurlia Afiandini yang juga merupakan "gadis Aceh" rasa Surabaya. Oleh karena itu, Melalui surat ini saya tidak akan menghujat anda, tidak juga menyalahkan anda, karena mungkin pemerintah kami yang tidak sadar bahwa anda sedang mencoreng wajah pemerintah Aceh. Harus saya akui sebagai seorang pebisnis anda hebat. Mampu tetap tersenyum dan berdiri tegak memilih siapapun gadis cantik yang anda inginkan untuk mewakili Aceh meski anda dihujani ribuan kecaman.

Sebagai seorang interpreneur tentunya anda akan melakukan apapun untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah meski itu harus menginjak-injak orang lain, bahkan yang lebih tragis meski itu harus menginjak-injak peradaban sebuah bangsa. Namun, anda tetap tidak salah, pemerintah kami lah yang tak mampu bersuara di bawah terjangan kaki anda yang begitu indah.

Ibu Liliana, mengingat Kesuksesan dan kekayaan anda sudah pasti anda adalah perempuan berpendidikan. saya yakin ketika anda sekolah tentu tidak diajarkan untuk menghina dan menjatuhkan orang lain bukan? anda pantas ditempatkan sebagai seorang perempuan hebat negeri ini. Tetapi, dengan kehebatan itu tolong jangan rampas identitas kami sebagai perempuan Aceh untuk kemudian anda sematkan pada gadis lain yang mungkin tanah Aceh saja tak pernah mencatat jejak langkahnya.

Kami perempuan Aceh, mungkin memang bukan gadis-gadis suci tanpa nista bak bidadari syurga, karena setiap manusia pasti punya dosa. Tetapi, kami selalu ingin menutupi diri dari fitnah dan tetap ingin berdiri tegak menjunjung tinggi harkat dan martabat negeri kami sebagai negeri dimana Islam Nusantara bermuara.

Dear dik Flavia Celly Jatmiko yang cantik jelita, pastinya dik celly sudah tahu apa yang akan terjadi jika adik mewakili negeri Serambi Mekkah ini. Dik Celly yang pintar pasti juga sudah membaca bagaimana Qory sandioriva dihujat, dan bagaimana Retna Maharani serta juga Ratna Nurlia Alfiandini yang juga berasal dari Surabaya dikecam. Jika, keduanya tidak juga mampu menyurutkan langkah dik Celly untuk juga turut mencoreng nama Aceh, saya jadi ingin bertanya, kesalahan apa sudah kami (perempuan Aceh) lakukan pada adik sehingga begitu teganya dek Celly melukis wajah kami (perempuan Aceh) dengan tinta hitam legam?

Berbilang tahun hal ini telah terjadi, dan terus saja berulang setiap tahunnya. Tetapi, pemerintah kami diam saja. Sementara kami yang rakyat biasa hanya bisa berkoar-koar di media sosial tanpa ada yang peduli. Ah, sudahlah...,, mungkin memang pemerintah kami dipimpin oleh orang tua yang pernah lama menetap di luar negeri sehingga hal-hal semacam ini dianggap biasa saja.

Kepada bapak Gubernur..., banyak hal yang berkecamuk di dalam pikiran saya pak. Hingar bingar perpolitikan tak mengusik saya, begitu pun carut marut birokrasi bukan urusan saya, tetapi ketika peradaban dan sejarah negeri ini dipermalukan sedemikian rupa, masih kah saya sebagai perempuan Aceh tetap tak peduli seperti yang bapak lakukan?

Tidak pak. Maafkan, saya tidak bisa diam sehingga menuliskan kalimat-kalimat ini. Karena jika saya hanya melihat dan beristighfar dalam hati saja, rasanya saya telah mengkhianati perjuangan Cut Nyak Dhien yang tetap menolak melepas kerudungnya meski dalam pengasingan.

Saya juga tak pernah menetap di luar negeri Pak. Hidup saya hanya di Aceh saja, sehingga ketika seorang gadis melabelkan predikat daerah ini melilit tubuh indahnya untuk di pertontonkan pada jutaan mata manusia, rasa-rasanya saya ingin marah, murka dan kecewa sekaligus nelangsa karena saya tak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.

Sudah terlalu panjang surat ini, saya takut, Ibu Liliana, Dik Celly dan Bapak Gubernur yang terhormat bosan membacanya, saya sudahi saja dengan satu pertanyaan, “Jika Putri-putri anda yang dicatut namanya lalu dipertontonkan di muka umum dengan menanggalkan seluruh atribut yang menunjukkan identitas dan jati dirinya, apa yang akan anda lakukan?”.


Wassalam
Seorang Perempuan Aceh,

Fadiatur Rahmi


Viewing all 47 articles
Browse latest View live